Bahaya Tersembunyi Gula Tambahan—Manis di Lidah, Nggak Selalu Baik di Tubuh

Gula memang bisa bikin rasa makanan lebih nikmat, apalagi kalau pagi-pagi minum kopi manis atau ngemil biskuit. Tapi di balik sensasi manis itu, ada “gula lain” yang sering disisipkan dalam berbagai produk, dan sayangnya, belum tentu kita sadari keberadaannya. Gula tambahan ini bukan cuma memiliki efek rasa manis, tapi bisa berdampak kurang baik ke energi, suasana hati, sampai berat badan.

Key Takeaways:

  • Gula tambahan sering muncul dengan nama yang berbeda-beda di label.
  • Efeknya nggak langsung terasa, tapi bisa berdampak ke kesehatan dalam jangka panjang.
  • Yuk, belajar kenali jenis-jenisnya dan cara cek gula tersembunyi di komposisi.

Menurut WHO, asupan gula tambahan sebaiknya dibatasi maksimal 10% dari total energi harian, atau sekitar 25 gram (6 sendok teh) per hari untuk orang dewasa. Tapi faktanya, kebanyakan orang mengonsumsi dua hingga tiga kali lipat jumlah itu, tanpa sadar, karena tersembunyi di makanan dan minuman olahan.

Gula Tambahan vs Gula Alami: Apa Bedanya?

  • Gula alami ada secara alami dalam bahan makanan, seperti fruktosa dalam buah, atau laktosa dalam susu.
  • Gula tambahan adalah gula (atau pemanis) yang ditambahkan selama proses produksi, contohnya:
    • Glukosa
    • Sukrosa
    • Fruktosa
    • Sirup jagung (corn syrup)
    • Dekstrin

Banyak dari nama-nama ini muncul dalam 1 produk yang sama. Nah, itu yang bikin “manis tersembunyi” sulit dikenali.

Bahaya Gula Tambahan

1. Energi Cepat Naik dan Cepat Drop

Gula tambahan bikin lonjakan gula darah secara instan. Tapi begitu efeknya habis, tubuh jadi lemas, lapar lagi, dan akhirnya pengen ngemil terus.

2. Ganggu Metabolisme dan Bikin Berat Badan Naik

Gula tambahan artinya kalori tinggi tanpa nilai gizi berarti. Kelebihan gula disimpan sebagai lemak, yang dalam jangka panjang bisa picu obesitas dan sindrom metabolik.

3. Bikin Kecanduan Manis

Konsumsi gula berlebih bisa mengaktifkan respons “reward” di otak. Nah semakin sering, semakin sulit berhenti. Inilah alasannya craving makanan manis bisa jadi kebiasaan.

4. Punya Banyak Sebutan

Gula tambahan bisa muncul dalam bentuk sorbitol, aspartam (E951), atau glukosa-fruktosa syrup yang kadang nggak langsung kita kenali sebagai “gula”.

Gimana Cara Cek Gula Tersembunyi?

1. Baca daftar komposisi:

Urutan pertama = kandungan terbanyak. Kalau “gula” muncul di 3 urutan teratas, kamu tahu jawabannya.

2. Cari nama lain gula:

Misalnya: sirup jagung, maltosa, dextrose, invert sugar, atau bahkan E-code pemanis buatan.

3. Cek klaim “bebas gula” atau “low sugar”

Kadang produk tetap manis karena pakai pemanis buatan—jadi, pastikan cek bahan dasarnya juga.

Pilihan yang Lebih Aman?

Pilih produk dengan manis alami dari buah atau madu, tanpa tambahan gula olahan atau pemanis buatan. Contohnya: granola Greenara yang manisnya dari kurma atau madu, tanpa gula rafinasi tersembunyi. Gula bukan musuh, tapi tahu batasnya = bentuk sayang ke tubuh sendiri.

Yuk, mulai dari hal kecil, cek label dulu sebelum beli. Karena rasa manis terbaik, adalah yang jujur.

Back to blog